ibarat benda kamu itu pasir.Ketika aku genggam erat, akan banyak yang jatuh. Semakin erat lagi genggamanku, semakin lebih banyak lagi yang jatuh. Dan ketika aku terus keras kepala menggegammu, mungkin, diujungnya, aku kelelahan dengan tak sedikitpun pasir di tangan.
Maaf, Aku hanya mau merapatkan jemari tangan, melapangkan telapak, telungkup ke atas. Bukan sekedar mencegah ada yang jatuh, Bukan sekedar mengilah lelah atau sekedar meleram genggam. Lebih, aku ingin tetap melantunkan sepasang doa.
Bedoa,
“Aku memohon berkah hujan dari-Mu”
“Aku memohon berkah hujan dari-Mu”
Atas ijin-Mu, ketika berkah itu datang membasahi, genggaman ini bisa sempurna memiliki.
Berdoa, “Jika hendak angin-Mu membawa pergi, yakin, angin-Mu pun membawa ganti.”
Jakarta, Januari, Juaribu tiga belas
*dari SD, kalau disuruh bikin puisi ujung2nya pasti kaya crita prosa.
*lama ga mosting, dasar maleeees -,-
*Buat mas si Anak Desa sama Siska, sama beberapa yang lain, pesenan vektornya belum sempet dibikin, pindah lapak, pindah instansi, rubah planning. Maaf ya
Bener2 kayak cerita prosa. :)
By: Sii Isni on Januari 28, 2013
at 7:47 am
amin..moga doanya terkabul
*ini beneran doa atau cuma isi puisinya aja ya
By: Ade Rahmawati on Januari 28, 2013
at 2:48 pm
semoga jadi keluarga samara :)
dilhat dari tulisannya penuh dengan cinta nih
#eaaaa
By: adiekeputran on Februari 4, 2013
at 3:16 pm
Aaamiiin. Ikut mendoakan dech :D
By: Ika Koentjoro on Februari 18, 2013
at 10:08 am
wah, kemana aja Mas?
By: cumakatakata on Februari 22, 2013
at 12:25 am
tapi kereen koook…
ayo bikin lagi :D
By: veera on Agustus 10, 2013
at 2:04 pm